Agustus 07, 2012

If I Stay – Jika Aku Tetap di sini


Judul Buku :  If I Stay – Jika Aku Tetap di sini
Penulis : Gayle Forman
Alih Bahasa : Poppy D. Chusfani
Editor : Dini Pandia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Keempat : Januari 2012
Tebal :  200 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-6660-3


Tak ada yang bisa mengetahui masa depan kita, apakah umur kita bernasib panjang atau hanya sekedipan mata saja. Sama seperti Mia, gadis SMA yang mengalami kecelakaan mobil saat ia dan keluarganya berkendara untuk merayakan libur mereka, di suatu hari bersalju tipis.

Arwah (atau Jiwa?) Mia ternyata lepas dari tubuhnya, tapi fisiknya masih belum dapat divonis ’mati’. Mia sadar bahwa ia adalah arwah yang ’bergentayangan’ tanpa tujuan, ia juga tahu bahwa orang tuanya meninggal seketika dalam kcelakaan tragis itu. Pertanyaannya sekarang adalah, akankah Mia bisa kembali ke dalam raganya atau ia akan berkelana dalam bentuk arwah selama-lamanya?

Sepanjang kebingungan Mia itulah cerita dalam buku ini diceritakan. Bagaimana orang-orang yang ia cintai menyikapi tragedi Mia dan keluarganya. Kakek, nenek, sahabat Mia yang bernama Kim, dan kekasih Mia, Adam. Mereka yang berbisik di telinga Mia, mengikhlaskan jika memang Mia ingin pergi, dan mereka yang bersikeras mengharap Mia tetap di sini. Tetap hidup.

Besarnya rasa kehilangan Mia terhadap Ayah, Ibu dan Teddy, adik Mia, membuat Mia begitu ingin menyusul mereka pergi dari dunia ini. Tapi orang-orang yang masih menyayanginya, yang masih hidup, yang masih menjadi keluarganya, mana mungkin Mia tega meninggalkan mereka?
Saat itulah Mia sadar, bahwa pilihan hidup dan mati ada di tangan Mia sendiri. Apa yang dipilihnya?

Sebenarnya sudah sejak tahun kemarin novel ini menjadi buah bibir yang manis dikalangan blogger buku. Betapa penulisnya mampu memainkan emosi pembaca cerita, meski sebenarnya saat itu saya nggak yakin apa iya saya juga bis anangis mewek baca buku ini. Dan di sinilah saya, masih sesenggukkan mencoba merangkai kata yang tepat dalam menceritakan betapa buku ini ’emosional’ sekali.

Mungkin karena penulis mampu membangun alur yang apik, maju-mundur secara bergantian membuat saya seakan ikut merasakan bagaimana perasaan kehilangan Mia yang teramat sangat atas keluarganya. Mungkin juga karena tema buku ini adalah cinta yang tak kunjung habis dari keluarga, yang membuat pembaca merasa mengenal betul bahwa rasa ’cinta’ itu ada.

Tokoh-tokoh yang ada di dalam buku ini juga memiliki karakter yang kuat. Mia yang sering rendah diri, Ayah dan Ibunya yang open mind, terbuka dan gaul banget dalam hidup. Kim yang pemalu tapi keras kepala, Adam yang sangat menyayangi Mia. Willow, perawat yang tegar dan selalu bersemangat, ah.. bahkan yang bukan tokoh utama mampu dikisahkan dengan baik oleh penulis. Dan semua diceritakan dari sudut pandang Mia.

Mia yang bercerita tentang masa lalunya, tentang kenangan-kenangannya, tentang hidupnya, kecintaannya terhadap musik klasik, cello, semuanya. Seakan satu buku yang cukup tipis ini benar-benar padat akan kisha banyak orang, tapi herannya saya begitu lancar menikmati kisahnya.

Tokoh yang saya sukai adalah Ibunya Mia, mungkin bawaan karena saya juga seorang Ibu kali ya? Tapi yang pasti saya setuju banget sama pendapat Mia tentang ibunya :

”Maka aku berpikir itu khas Mom, bahwa Mom terhantam lebih dulu, bahwa dialah yang menahan kami dari benturan. Jelas itu bukan pilihannya, tapi memang seperti itulah Mom.”
Yeah.. saya percaya sebagian besar Ibu pasti juga akan melakukan hal yang sama untuk melindungi keluarganya.

Ada banyak quote yang saya suka dari buku ini, saya ambilkan beberapa ya

”Kau tidak mengatasinya. Kau hanya perlu melaluinya. Kau Bertahan.”- Dad, Hal. 27

”Semua hubungan itu sulit. Persis seperti musik, kadang-kadang kau mendapatkan harmoni dan di lain waktu kau mendapatkan suara sumbang. ”- Mom, Hal. 175

”kau masih punya keluarga.” – Kim, Hal. 184

Bersyukurlah bagi siapapun dari kita yang masih memiliki keluarga, Itu adalah hal terindah yang dihadiahkan Tuhan. Sebab dari mereka kita pertama kali belajar arti cinta.

 
6 komentar on "If I Stay – Jika Aku Tetap di sini"
  1. serem pas adegan kecelakaannya.
    Adam sweet banget disini. Lebih suka dia disini daripada di Where She Went..

    BalasHapus
  2. Aku pas baca adegan kecelakaannya dan pas roh Mia liat segala sesuatu tempat kecelakaannya itu aku agak mual.. mengerikan bgt.

    Btw, love the quote:
    ”Kau tidak mengatasinya. Kau hanya perlu melaluinya. Kau Bertahan.”- Dad, Hal. 27

    BalasHapus
  3. Emosi paling terasa tuh pas baca bab yang ngebahas keluarganya. Itu bagian yang paling suka dari buku ini. Sayangnya cerita Mia tentang Adam malah ngga terasa apa-apa. :D

    BalasHapus
  4. @ Ocemei :lhah, aku malah ngga begitu suka adam di buku ini :D

    @Nana : bener. serem banget mbayanginnya >_<

    @Oky : iya, kayaknya quote itu akan bertahan di memoriku deh. sederhana, tapi menguatkan. :)

    @Ally : setujuuuuu

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,