Oktober 17, 2013

Orang-Orang Tanah





Judul Buku :  Orang-Orang Tanah
Penulis : Poppy D. Chusfani
Editor : C. Donna Widjajanto
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Agustus 2013
Tebal : 200 halaman, paperback
ISBN :  978-979-22-8398-3

Awalnya buku ini saya tahu dari cerita seorang teman di BBI Solo, katanya kumpulan cerpen ini kurang pas kalau untuk anak-anak. Lalu entah mungkin jodoh, ada tawaran membeli buku ini bertandatangan penulisnya. Yah, buat para penikmat novel fantasi terjemahan, saya kira tidak asing lagi dengan nama Kak Poppy, maka saya langsung saja memesannya. Tak sampai dua hari, buku sudah saya terima dan langsung saya nikmati ceritanya.

Fantasi?

Begitulah. Kurang lebih.

Cerita pertama berjudul Jendela. Kisah ini bercerita tentang seorang anak yang memiliki kemampuan membuka sebuah jendela kasat mata tetapi entah menuju ke mana. Setiap kali ia menggoreskan tangannya naik turun di udara hingga membentuk segaris sinar yang benderang. Dinah, nama anak itu, tidak berani masuk ke sana meski hidupnya bersama Sang Ibu sangat memprihatinkan. Ibunya kerap disiksa oleh anak lelakinya yang bajingan. Sampai suatu saat, Dinah tahu bahwa sudah saatnya mereka pergi. Kemampuan membuka jendela di udara ini entah mengapa mengingatkan saya sedikit tentang pisau gaibnya Philip Pullman meski tentu saja berbeda ceritanya.

Pondok Paling Ujung adalah cerita ketiga di buku ini. Cerita ini yang membuat saya menyadari bahwa kumpulan cerpen ini bukan hanya fantasi biasa, tapi malah terasa spooky ._.
Seorang penulis menyewa pondok yang letaknya terpencil di kaki bukit. deadline memaksa dia untuk menjernihkan pikiran dan menyelesaikan naskahnya di tempat itu, dengan harapan kesunyian mampu membantunya. Alih-alih terbantu, si penulis malah berkali-kali dihantui perasaan ketakutan dan kejadian-kejadian aneh yang dialaminya.Mulai dari peristiwa ulat bulu sampai dikejar-kejar makhluk tak kasat mata. Nah, yang lebih serem lagi adalah..... ketika dia....(stop. no spoiler XD)
 Bisikan itu membuatku meremang, perutku mulas, jantungku membeku.
Aku di sini.... - Hal.57

Lelaki tua dan tikus adalah salah satu cerita yang berkesan buat saya. Tentang seorang wanita yang tinggal di apartemen sederhana dengan tetangga-tetangga yang agak bermasalah. Salah satunya adalah lelaki tua yang terkenal memelihara tikus di apartemennya. Terdengar menjijikkan, bukan? Nah, itu sebelum Sang Kakek berhasil menolong Si Wanita dari kejaran pria bejat yang pernah menghancurkan hidupnya. Siapa sangka kalau ternyata tikus-tikus itu...... (uhuk. Stop lagi XD)


Nah, Orang-Orang Tanah adalah cerita penutup di buku ini. Tentang seorang gadis kecil, Alia, yang menemukan sebuah rahasia di perkebunan milik Ayahnya. Kabarnya, di bawah pohon besar dekat rumahnya, ada orang-orang tanah yang gemar keluar saat tengah malam. Mereka bukan makhluk biasa yang kegemarannya makan buah atau sayur, mereka lebih suka menyantap makhluk hidup yang bergerak. Nah loh, serem banget kaaaaan. Mana Si Alia ini anaknya selalu ingin tahu, maka dia membuat percobaan dengan harapan ia dapat melihatsi orang-orang tanah. Duh, besar banget deh nyali anak ini, saya aja mbayanginnya udah parno sendiri. Lalu bagaimana, apa Alia berhasil membuat orang-orang tanah itu keluar dari persembunyian mereka?

Keseluruhan cerita dalam buku ini memiliki kekuatannya sendiri-sendiri. Meski habis dalam sekali baca, tapi karena saya membacanya saat malam hari, kesan magisnya sangat terasa. Bukan secara gaib ya, tapi lebih ke permainan psikologis yang diciptakan penulis lewat tokoh-tokohnya. Misalkan saat tokoh pada sebuah cerita ketakutan, kita juga merasa ketakutan, seakan ikut diburu bersamanya. Tidak ada efek dramatisir yang berlebihan dalam buku ini, menurut saya, penulis hanya bermain kata-kata, yang mungkin karena beliau juga sudah lama berkecimpung dalam bidang kepenulisan, membuatnya amat pintar mengolah dan menempatkan kata yang tepat dalam cerita atau adegan.

Tokoh favorit saya adalah kakek di dalam cerita Lelaki Tua dan Tikus. Ini cerita yang cukup membuat saya kaget dengan endingnya. Lalu pelajaran bahwa kita tidak boleh melihat seseorang hanya dari fisik atau tampilan luarnya saja, dari omongan orang-orang belaka. Siapa tahu ternyata orang itu justru akhirnya malah membantu kita, siapa tahu ia memiliki rahasia tersembunyi yang memang sengaja ia simpan rapat-rapat.

Siapa tahu, ya kan?

Empat bintang untuk 9 cerita di buku ini. Layak dikoleksi meski saya tidak menyarankan anak di bawah usia 12 tahun membacanya tanpa pendampingan orang tua. :)



Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,