Januari 19, 2014

One Crazy Summer





Judul Buku : One Crazy Summer
Penulis : Rita Willams - Garcia
Penerbit : Harper Collins
Edisi epub, 2009
ISBN : 978-0-06-196667-5
Penghargaan, di antaranya : Newberry Honor (2011), Scott O'dell Award (2012)

Delphine, Vonetta dan Fern adalah tiga saudari  yang terbang dari Brooklyn ke Oakland, California untuk menemui Ibu kandung mereka, Cecile. Sang Ibu telah bertahun-tahun meninggalkan keluarga kecilnya, dan Sang Ayah berpikir pada musim panas tahun 1968 itu, saatnya telah tepat untuk membiarkan ketiga anaknya bertemu dan mendekatkan diri dengan ibu kandung mereka.

Maka berangkatlah Delphine, yang paling tua dengan umur sebelas tahun, sambil mengasuh kedua adiknya untuk menghabiskan libur musim panas mereka selama 28 hari di Oakland. Awalnya mereka mengharapkan sambutan yang manis dan liburan yang menyenangkan bersama dengan Cecile, karena biar bagaimanapun juga mereka punya hak atas kehadiran Cecile sebagai ibu mereka. Tetapi dalam hati, Delphine tahu dari cerita neneknya, Big Ma, bahwa Cecile adalah wanita yang kurang waras. Cecile mencintai kata-kata, dan puisi dan seni lebih dari apapun, mungkin hal itu yang membuatnya pergi dari keluarganya.

Sampai di Oakland, kenyataan pahit harus mereka rasakan. Cecile tidak memberikan kehangatan seorang Ibu, bahkan ia cenderung liar dan cuek terhadap keadaan di sekitarnya. Jangankan mendapat liburan yang menarik, Delphine tahu bahwa liburan ini akan sangat terasa menjemukan. Dengan Cecile yang tidak mau tahu keadaan anaknya, maka setiap pagi Delphine dan dua adiknya pergi ke People's Center pada awalnya hanya untuk mendapatkan sarapan gratis. Tapi kelamaan mereka ikut serta dalam kegiatan di tempat itu, yang ternyata semacam perkumpulan anak-anak di musim panas. Hanya saja, perkumpulan ini diselenggarakan oleh sebuah partai yang bernama Black Panther.

Di tempat itulah mereka menemukan siapa sebenarnya Cecile, ibu kandung mereka itu. Mendapat banyak pelajaran, terutama tentang diri mereka sebagai warga kulit hitam yang sering dipandang sebelah mata.


Membaca novel ini menyenangkan, karena penulis menceritakannya dari sudut pandang seorang gadis kecil. Delphine adalah seorang anak perempuan yang penuh tanggung jawab, sangat menyayangi keluarga dan menghormati orang-orang yang ada di sekitarnya. Sabar dan berkemauan kuat adalah dua ciri khas Delphine yang sering muncul dalam cerita ini. Hal ini sedikit berbeda dengan Cecile, yang dikisahkan sebagai seorang wanita yang egois.

"But I saw and heard it with my own ears and eyes. She refused to call Fern by her name, and that made Big Ma right about Cecile."

Big Ma sering bercerita bahwa Cecile meninggalkan mereka karena Fern diberi nama Fern, alih-alih memakai nama pilihan Cecile. 

Saya sempat tidak habis pikir bagaimana bisa seorang ibu menolak dengan jelas kehadiran tiga buah hatinya, tiga anak yang pernah ia bawa bawa dalam perutnya dan ia perjuangkan kelahirannya di dunia. Tapi melihat sudut pandang Delphine, saya malah heran, bagaimana gadis sekecil itu mengemban tanggung jawab sebagai pelindung adik-adiknya menggantikan Si Ibu? Delphine lah yang membeli makan malam, mencuci baju atau membereskan sisa makanan. Delphine pula yang menjaga dua adiknya di kamp musim panas, melerai saat mereka bertengkar dengan anak lain atau mengatakan "tidak" untuk suatu hal yang dalam pikiran dewasanya dirasa bahaya.

Dalam masa itu, adalah masa-masa penting dalam sejarah perjuangan hak sipil bagi warga African-American. Banyak demo-demo atau protes tanpa kekerasan yang mereka lakukan, yang mana novel ini juga mengambil latar peristiwa tersebut. Black Panther Party adalah partai sosial yang benar pernah ada di Amerika antara tahun 1966-1982. Partai ini memiliki tujuan utama melindungi warga kulit hitam dari perbuatan polisi yang semena-mena terhadap mereka. Hampir secara garis besar, kita dibawa kembali ke mas aitu oleh penulis yang menceritakannya sebagai Delphine. Karena Delphine adalah seorang pemikir dan memiliki banyak pertimbangan dalam suatu hal, maka kita juga menemukan pro kontra yang muncul di benaknya sebagaimana juga akan muncul hal yang sama kalau kita berada pada posisinya. Seperti keinginannya untuk menolak demonstrasi dengan membawa anak-anak, atau rasa takut akan tanggung jawab yang diembankan Pa kepadanya kalau kalau ada sesuatu dengan adik-adiknya.

Tapi sebagai pembaca, kita juga akan disuguhi humor-humor ringan, perseteruan khas kakak beradik atau sesama anak perempuan yang sebaya dalam kisah ini. Seakan penulis menegaskan kembali ke pembacanya bahwa Delphine adalah seorang anak perempuan yang biasa. Hanya saja libur musim panasnya kali ini, luar biasa. :)



1 komentar on "One Crazy Summer"
  1. Delphine gadis kecil yang dewasa. Tanggung jawab terhadap adiknya mungkin yang membuat ia mampu bersikap dewasa.
    Masuk list baca bareng BBI saya di bulan november,. ^_^

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,